PENDEKATAN BEHAVIORISME DALAM KONSELING

Pendahuluan
Perilaku merupakan kegiatan organisme yang dapat diamati (Rita L. Atkinson, 1999:8). Dengan pendekatan perilaku, tokoh psikologi asal Amerika Serikat John B. Watson mempelajari individu. Menurut Watson individu tidak dapat dipelajari dengan pendekatan instropeksi karena hanya individu itu sendirilah yang dapat mengintropeksi pengamatan dan perasaannya sendiri. Dari pendapat Watson inilah munculnya aliran behaviorisme. Behaviorisme menurut Gerald Corey (2003:197-198) adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia.
Behavior atau tingkah laku tidaklah muncul satu set lengkap dalam diri manusia sebagai sebuah bawaan lahir. Namun perilaku terbentuk sebagai sebuah interaksi manusia dengan dunia disekelilingnya. Manusia adalah makhluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol oleh faktor-faktor dari luar. Manusia memulai kehidupannya dengan memberikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang membentuk kepribadian. Gerald Corey (2003:320) menyatakan bahwa manusia dibentuk dan dikondisikan oleh pengondisian sosial-budaya yang deterministik. Dalam arti tingkah laku dipandang sebagai hasil belajar dan pengondisian.
Tingkah laku sebagai hasil belajar dan pengondisian berarti tingkah laku dibentuk melalui hukum-hukum belajar dan terkondisikan dengan cara memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. Hukum-hukum belajar dalam kaitannya dengan tingkah laku meliputi hukum pembiasaan klasik, pembiasaan operan, dan peniruan.
Eksperimen tentang pembiasaan klasik pertama kali dilakukan oleh ilmuwan Rusia bernama Pavlov. Eksperimen Pavlov dengan cara memberi stimulus terkondisikan pada anjing melalui sinar lampu. Dengan stimulus yang diberikan anjing akan melakukan asosiasi dan mengulang-ulang respon jika diberikan stimulus yang sama. Dalam kaitannya dengan belajar maka belajar akan dilakukan dan mengalami penguatan jika diberikan situmus atau rangsangan. Sebagai contohnya siswa belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus.
Eksperimen tentang pembiasaan operan pertama kali dilakukan oleh B.F. Skinner. Dalam eksperimen ini diperlukan media sebagai stimulus tidak langsung. Dalam kaitannya dengan belajar maka belajar untuk mendapatkan hadiah, bukan akibat langsung dari belajar, namun merupakan media untuk mendapatkan sesuatu atas prestasi belajar. Sebagai contohnya adalah mendapatkan hadiah sepeda jika nilai bagus. Nilai bagus adalah akibat langsung dari belajar, namun sepeda bukan akibat langsung dari belajar namun akibat yang timbul karena nilai yang bagus.

Konsep dasar behaviorisme
Dalam pendekatan behavioristik memandang bahwa setiap manusia memiliki kecenderungan – kecenderungan positif dan negatif yang sama. Kecenderungan itu dibentuk oleh kondisi sosial dan budaya. Para behavioris menyakini bahwa lingkungan dan faktor genetik menentukan tingkah laku, namun pembuatan putusan yang dilakukan oleh individu merupakan tingkah laku. Behavioris cenderung memandang manusia sebagai organisme pemberi respons sehingga manusia dikategorikan sebagai makhluk yang mekanistik, tidak sebagai makhluk otonom yang bebas menentukan nasibnya sendiri. Bahkan dalam behaviorisme radikal tidak memberi tempat kepada asumsi bahwa tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pilihan dan kebebasan.

Terapi Konseling Behavioral
Tujuan dari konseling behavioral adalah menghapus atau menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah) untuk digantikan tingkah laku adaptif sesuai keinginan klien. Tingkah laku bermasalah diasumsikan sebagai berikut:
1. Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negative/tidak tepat, atau tingkah laku yang tidak sesuai tuntutan lingkungan.
2. Tingkah laku yang salah pada hakikatnya terbentuk dari cara belajar atau lingkungan yang salah.
3. Manusia bermasalah cenderung merespon negative dari lingkungannya.
4. Tingkah laku manusia merupakan hasil belajar dan dapat diubah dengan prinsip-prinsip belajar.
Adapun langkah-langkah konseling behavioral adalah:
1. Assesment: mengeksplorasi dinamika perkembangan klien. Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang sebenarnya pada saat itu meliputi: kesuksesan dan kegagalan, kekuatan dan kelemahan, tingkah laku penyesuaian, dan area masalahnya.
2. Goal Setting, yaitu langkah untuk merumuskan tujuan konseling. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assaement konselor dan kliaen menyusun dan merumuskan tahapan berikut: (a) Konselor dank lien mendefinisikan masalah yang dihadapi klien, (b) klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil konseling ; (c ) konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien : (a) apakah merupakan tujuan yang benar-benar dimiliki dan diinginkan klien ; (b) apakah tujuan itu realistic ; (c) kemungkinan manfaatnya; (d) kemungkinan kerugiannya; (e) konselor dank lien menetapkan teknik yang akan dilaksanakan, mempertimbangkan kembali tujuan yang akakn dicapai, atau melakukan referral.
3. Technique implementation, yaitu menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang akan digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling.
4. Evaluation termination, yaitu melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai tujuan konseling.
5. Feedback, yaitu memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki dan meningkatkan proses konseling.
Teknik konseling behavioral didasarkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang membentuk tingkah laku bermasalah) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru (sebagai tujuan konseling) akan dapat dibentuk.

Prinsip Kerja Teknik Konseling Behavioral
1. Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan. Agar klien terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku klien.
2. Mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan
3. Memberikan penguatan terhadap respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan
4. Mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape recorder, atau contoh nyata langsung)
5. Merencanakan prosedur pemberian penguatan tingkah laku yang diinginkan dengan system kontrak. Penguatannya dapat berbentuk ganjaran yang berbentuk materi atau keuntungan sosial.

Teknik-teknik konseling Behavioral

Latihan Asertif
Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau benar. Latihan ini terutama berguna diantaranya un tuk membantu individu yang tidak mampu mengungkapkan perasaan tersinggung, kesulitan menyatakan tidak, mengungkap afeksi dan respon positif lainnya. Cara yang digunakan adalah dengan permainan peran dengan bimbingan konsealor dan diskusi-diskusi kelompok



Desensitisasi Sistematis

Desensititasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan klien dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien untuk rileks

Pengkondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan klien agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut.

0 comments:

About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Saya adalah seorang pendidik, alumni pasca sarjana dalam bidang pemikiran pendidikan. Essay-assay saya dipublikasikan di Kompas Jateng, Suara Merdeka, Gerbang, Rindang, Media Pembinan, detik.com, okezone.com Pernah Menjuarai penulisan ilmiah kelompok guru di harian Kedaulatan Rakyat, menjadi finalis lomba inovasi pembelajaran di UNNES, dan menjadi pemakalah terpilih dan pembicara dalam Konferensi Guru Indonesia tahun 2007. Tahun 2008 menjadi pemakalah dalam International conference on lesson study di Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2009 terpilih sebagai penerima dana bantuan penulisan dari PUSBUK. Tahun 2010 menjadi pemenang harapan 3 lomba media pembelajaran tingkat nasional .Buku: 1. Kebijakan Publik Bidang Pendidikan.2. Profil Guru SMK Profesional 3. Editor buku Sejarah Kebudayaan Islam