Pendidikan Anak Usia Dini

Pendahuluan
Anda tentu sangat familiar dengan film Samson dan Delila. Personifikasi Samson adalah manusia dalam asuhan binatang, besar di rimba belantara, dapat berkomunikasi dengan semua penghuni rimba namun tidak bisa berkomunikasi dengan sesama manusia. Fenomena Samson sama halnya dengan Hayy bin Yaqzan yang besar dalam asuhan Rusa. Hayy memiliki sifat dan skill sebagaimana rusa yang dapat berlari dengan sangat kencang, gesit, dan lincah. Apa yang dapat kita baca dari film tersebut?. Sebagian besar dari kita tentu mengamini bahwa pendidikan dan pembiasaan akan membentuk kemampuan seseorang. Individu yang tidak mengenyam pendidikan bagaimanapun besarnya potensi yang dimiliki tidak akan efektif beraktualisasi di dunia modern yang menganut life based knowledge and technology.
Pendidikan sebagai sebuah kebutuhan telah disadari benar oleh masyarakat. Keyakinan bahwa pendidikan merupakan salah satu variabel kesuksesan hidup menjadi pendorong utama setiap individu untuk menjadi manusia pembelajar. Atas dorongan kebutuhan dan keyakinan sebagaimana ajaran agama yang menganjurkan menuntut ilmu semenjak dalam ayunan hingga menjelang ajal menempatkan pendidikan sebagai “barang mewah” yang dicari setiap manusia. Dampaknya jelas, diversifikasi pendidikan menjadi varian baru dalam bidang jasa pendidikan. Salah satu diversifikasi pendidikan yang semakin mendapatkan tempat adalah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Dalam pandangan yang pragmatis, bagi sebagian orang PAUD adalah alternatif “penitipan anak” bagi pasangan suami isteri yang sibuk dari pada menitipkan anak dalam asuhan “pembantu”. Anak dalam bimbingan para guru di PAUD bagi masyarakat dianggap lebih safe dan lebih banyak mengandung unsur edukatif.
Dalam sejarahnya, keberadaan PAUD di manca negara diawali keinginan untuk “menyelamatkan” anak yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung. Sebagaimana penelitian yang menyebutkan bahwa anak-anak yang berasal dari profesional lebih banyak dalam perkembangan kata-kata dibanding anak-anak para pekerja dan penganggur. Anak-anak dari keluarga profesional dan pekerja cenderung memperoleh feed back yang membesarkan hati, sementara anak-anak dari keluarga penganggur cenderung memperoleh feed back yang mengecilkan hati. Anak-anak yang sejak kecil berada dalam kondisi tertekan akan cenderung mengalami kesulitan di masa dewasanya dan terjebak dalam kenakalan. Dari latar belakang tersebut munculah pendidikan pra sekolah yang di Indonesia populer dengan Pendidikan Anak Usia Dini.
Dalam perkembangannya, keberadaan PAUD tidak saja sebagai wahana penitipan anak, namun juga sebagai persiapan meningkatkan ketercapaian prestasi akademik. Bahkan lebih serius lagi, pendidikan pranatal disertai pengaturan gizi telah dipersiapkan oleh para orang tua untuk memperoleh kualitas maksimal dalam bidang akademik. Bahkan orang tua menyiapkan waktu khusus untuk pendidikan parenting agar tidak salah langkah dalam mengurus anak. Salah satu materi penting dalam parenting pranatal adalah memaksimalkan potensi perkembangan otak janin yang dalam kandungan akan berkembang dengan kecepatan 250.000 sel setiap menit.

Apa yang harus diajarkan di PAUD ?.
Diskursus tentang apa yang harus diajarkan pada Pendidikan Anak Usia Dini merupakan diskursus yang terus berkembang. Sebagaian masyarakat menginginkan anaknya diberi dasar-dasar calistung (baca, tulis, hitung), dan sebagian lagi menginginkan PAUD tak ubahnya tempat bermain bagi anak-anak karena dunia anak adalah dunia bermain. Di Amerika Serikat dan Inggris, saat ini telah terjadi pergeseran orientasi, PAUD tidak lagi sebagai wahana bermain anak-anak tetapi mengarah ke pembelajaran keterampilan dasar. Di Flanders dan Hungaria, PAUD lebih menekankan pembelajaran permainan, konstruksi spontan, dan latihan baca tulis (Muijs dan Reynold, 2010). Bagi penulis, materi terbaik yang diberikan anak-anak di PAUD adalah dasar-dasar keterampilan, baik keterampilan calistung maupun keterampilan sosial, namun dikemas dalam nuansa bermain.
Latihan menghitung dapat dikemas dalam permainan balok, latihan menulis dapat dimulai dari hal-hal yang menyenangkan dan dekat dengan dunia anak, begitu pula dengan materi membaca. Keterampilan sosial dan komunikasi penting karena masa-masa di PAUD adalah masa transisi dari rumah ke sekolah. Ayah dan ibu yang secara emosi dan psikologi sangat dekat harus digantikan oleh orang lain. Bahasa tubuh, gesture, yang sangat dipahami oleh ayah dan ibu kadang tidak dimengerti oleh orang lain sehingga anak harus berlatih komunikasi dengan orang lain. Demikian juga anak-anak harus menyerap informasi baru dari orang lain yang tentu caranya berbeda dengan kebiasaan di rumah. Intensitas komunikasi antar anak dan guru akan sangat menunjang keterampilan anak dalam berkomunikasi dan bersosialisasi yang secara langsung akan menentukan sukses tidaknya masa transisi. Ketidaksuksesan masa transisi berakibat anak-anak phobi sekolah atau minta pindah sekolah. Untuk itu orang tua harus secara intens membangun komunikasi dengan guru dan memantau anaknya dalam fase-fase kritis.
Orang tua harus secara kontinyu membaca buku komunikasi sekolah dengan orang tua tentang perkembangan anaknya sehingga dapat mengambil tindakan dengan tepat. Dan bagi sekolah, buku komunikasi sangat penting tidak saja sebagai bagian dari service sekolah terhadap kostumer tetapi juga sebagai bentuk tanggung jawab moral sekolah terhadap orang tua yang telah percaya menyekolahkan anaknya.
Kompetensi apa yang diharapkan dari anak pra sekolah?
Kompetensi bergantung pada materi. Kompetensi merupakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dari suatu subjek materi pelajaran. Lalu apa kompetensi anak-anak yang harus dikuasai di PAUD. Dari uraian materi di atas dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi yang harus dikuasai adalah keterampilan berkomunikasi (baik reseptif maupun ekspresif), keterampilan bersosialisasi, dan keterampilan dasar-dasar calistung. Sebagai orang tua secara mudah dapat kita lihat perkembangan anak yakni dengan daya interest anak untuk berangkat sekolah, materi cerita anak di rumah, dan tentu input yang diberikan oleh sekolah. Jika anak-anak tidak betah di sekolah berarti ada yang tidak sukses dalam fase transisi, jika anak tidak pernah cerita di rumah tentang sekolah dan teman-temannya serta gurunya berarti sekolah gagal dalam menciptakan kesan asyik bagi anak didiknya.
Muijs dan Reynold mendefinisikan keterampilan kesiapan sekolah meliputi:
1. Keterampilan sosial, menghormati orang lain, bekerja secara kooperatif, dan berlatih mendengarkan orang lain.
2. Keterampilan komunikasi: seperti meminta bantuan ke orang lain, mengutarakan pikiran dan perasaan
3. Perilaku terkait tugas; tidak mendisrupsi (mengganggu) orang lain, menyelesaikan tugas dari guru

Strategi belajar PAUD
Strategi pembelajaran di PAUD tentu linier dengan materi dan kondisi anak-anak. Sebagaimana diuraikan di atas dimana materi dikemas dalam nuansa bermain, maka PAUD sudah seharusnya menggunakan strategi belajar yang menyenangkan, cenderung direktif dan konkrit. Guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan cerita, percakapan, dan demonstratif yang sekaligus mengandung unsur eksplorasi kemampuan anak. Mengeksplorasi kemampuan anak penting karena akan melatih anak untuk beraktualisasi di kelas. Di Amerika Serikat, pendidikan pra sekolah yang sangat berpengaruh adalah program High Scope. Di sekolah ini model pembelajarannya bersifat langsung dengan objek riil sehingga siswa aktif. Sementara di Italia, pendidikan pra sekolah yang dikenal dengan proyek Regio Emillio menerapkan pembelajaran tematik berbasis proyek dengan menekankan interaksi antara guru dan murid.
Strategi pembelajaran di PAUD dapat dilakukan dengan model sebagai berikut:
1. Bermain: mengembangkan bahasa reseptif dan ekspresif
2. Drama dan sandiwara pendek: membantu perluasan pemikiran dan pembentukan karakter
3. Diskusi dalam format bermain
4. Mengkategorikan objek: sebagai bentuk klasifikasi
5. Kerja berpasangan atau berkelompok
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, anak-anak dalam tingkatan PAUD kini telah diperkenalkan dengan dunia komputer. Pembelajaran berbasis komputer kini telah menjadi bagian dari model pembelajaran PAUD. CD-CD tentang materi PAUD kini telah banyak beredar di pasar dan dapat pula didown load untuk menggantikan sebagian objek pembelajaran.

Penilaian dalam PAUD
Masa kanak-kanak sering disebut sebagai fase golden growth. Pada fase ini perkembangan otak sangat cepat begitu juga dengan kemampuan fisik yang lain. Perubahan yang begitu cepat tentu menjadikan penilaian sesaat menjadi tidak tepat, tidak reliabel. Dengan demikian model tes standar sebagai bentuk assesmen tidak tepat lagi. Model yang relatif tepat adalah model portofolio atau rekam jejak siswa. Portofolio dan rekaman dapat dijadikan bahan analisis untuk mengevaluasi tingkat perkembangan siswa. Selain itu dapat pula dengan model pengamatan terstruktur yang kontinyu sehingga perkembangannya dapat jelas disimak.

0 comments:

About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Saya adalah seorang pendidik, alumni pasca sarjana dalam bidang pemikiran pendidikan. Essay-assay saya dipublikasikan di Kompas Jateng, Suara Merdeka, Gerbang, Rindang, Media Pembinan, detik.com, okezone.com Pernah Menjuarai penulisan ilmiah kelompok guru di harian Kedaulatan Rakyat, menjadi finalis lomba inovasi pembelajaran di UNNES, dan menjadi pemakalah terpilih dan pembicara dalam Konferensi Guru Indonesia tahun 2007. Tahun 2008 menjadi pemakalah dalam International conference on lesson study di Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2009 terpilih sebagai penerima dana bantuan penulisan dari PUSBUK. Tahun 2010 menjadi pemenang harapan 3 lomba media pembelajaran tingkat nasional .Buku: 1. Kebijakan Publik Bidang Pendidikan.2. Profil Guru SMK Profesional 3. Editor buku Sejarah Kebudayaan Islam