Inspirasi Dua Bola Mata

Mata adalah anugerah yang luar biasa dari Tuhan. Meskipun bentuknya relatif kecil, peran mata sangatlah vital. Dari segi bentuk dan warna mata mencirikan asal usul seseorang, warna biru mewakili Eropa, coklat atau hitam mewakili Asia, sipit mencirikan Jepang, China, atau Korea, dan lainnya. Selain sebagai identitas mata juga telah menjadi komoditas. Banyak para selebritis yang memanfaatkan mata atau asesorisnya sebagai bagian yang menarik dari wajahnya. Ian Kasela --vokalis grup band Radja-- cepat dikenal karena kaca matanya yang khas, model cantik Luna Maya cepat terkenal karena keindahan dua bola matanya, dan masih banyak lagi.

Selain sebagai identitas dan komoditas sesungguhnya mata adalah satu dari lima indera yang sangat berperan dalam proses kehidupan. Dari matalah awal dari berbagai inspirasi muncul. Menurut penelitian Dunn (dalam Gordon Dryden dan Jeanette Vos: 1999) mata adalah sumber belajar yang mempunyai daya serap tinggi yakni sebesar 40%, jauh lebih baik dibanding dengan daya serap melalui indera pendengaran yang hanya 30%, apalagi dibanding dengan model belajar kinestetik (gerakan) yang hanya mempunyai daya serap 15%.

Inspirasi dua bola mata akan menjadi dahsyat jika sejak dalam kandungan sampai proses perkembangan dan pertumbuhan mata selalu dilatih dan dijaga kesehatannya. Tahapan latihan adalah proses yang penting sebab dari proses tersebut akan terwujud akumulasi kemampuan dalam berkoordinasi dengan otak atau indera yang lainnya.

Struktur dan Fungsi Mata

Individu yang baik adalah individu yang mengenali dirinya sendiri. Mengenali diri sendiri berarti mengenali kemampuan fisiologis maupun psikologis. Unsur psikologis mencakup IQ, bakat, hobi, dan ciri-ciri kepribadian, sedangkan unsur fisiologis mencakup semua hal yang berhubungan dengan tubuh dan panca indera.

Mata sebagai bagian dari unsur fisiologis merupakan bagian yang harus dikenal dengan detail. Mengenal mata secara detail sangat membantu penampilan, dan lebih dari itu mengenal kemampuan mata akan menjadi pijakan dalam mengambil tindakan preventif terhadap perawatan mata.

Struktur dan fungsi mata sangatlah rumit dan mengagumkan. Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna. Dan sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata .

Mata sebagai indera penglihatan mempunyai mekanisme kerja yang sistematis. Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Berawal dari berfungsinya mata dengan baiklah segala inspirasi untuk proses kreatif itu muncul. Dan dari proses kreatif inilah awal sebuah bangunan prestasi.

Maksimalkan Fungsi Mata

Bentuk mensyukuri nikmat Tuhan atas dua bola mata adalah memaksimalkan fungsi mata sebaik-baiknya sekaligus merawatnya. Dengan demikian mata tidak hanya dimanfaatkan untuk melihat sesuatu yang kering makna, lebih dari itu yakni menjadikan mata sebagai sumber inspirasi untuk menggapai prestasi setinggi-tingginya.

Inspirasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (terbitan Balai Pustaka, 1989) diartikan sebagai pengaruh yang membangkitkan kegiatan kreatif atau gagasan yang muncul dalam ingatan. Proses kemunculan inspirasi dimulai dari interaksi antara penglihatan dengan objek yang diamati. Interaksi antara mata dengan objek atau benda sejatinya telah dimulai sejak manusia dilahirkan, bahkan sejak berada dirahim embrio telah berinteraksi dengan tubuh ibu yang mengandungnya. Dengan demikian proses belajar berinteraksi mestinya telah diajarkan oleh orang tua sejak bayi dilahirkan, bahkan sebelum dilahirkan melalui pendidikan pranatal.

Pada bulan-bulan paling awal, otak bayi membentuk ‘jalur visual’ utamanya pada fase awal, melalui indera penglihatan bayi akan menangkap objek yang kontras dan bentuk garis vertikal horisontal serta bentuk – bentuk lingkaran, bujur sangkar, dan segitiga . Menurut Glenn Doman (dalam Gordon Dryden dan Jeaanette Vos, 1999) stimulus warna yang diberikan untuk melatih indera penglihatan bayi hendaknya warna kontras hitam-putih, dan bukan warna pastel . Menurut Ronald Kotulak dalam bukunya Inside The Brain (1996) jika anak tidak memproses pengalaman visual pada umur dua tahun meskipun otaknya sudah sempurna ia takkan dapat melihat.

Fase kedua pasca fase bayi adalah fase usia dini. Pada fase ini adalah fase krusial karena memasuki golden growth. Lima puluh persen kemampuan belajar seseorang dikembangkan pada masa empat tahun pertamanya, 30% dikembangkan pada masa menjelang ulang tahun kedelapannya, dan sisanya sebesar 20% dikembangkan setelah masa usia delapan tahun. Pada fase ini anak mulai dilatih kegiatan fisik, menyanyi, dan membaca.

Latihan membaca pada usia dini penting karena mensinergikan mata untuk melihat dan membedakan bentuk huruf sekaligus merangsang perkembangan otak. Proses latihan membaca idealnya ditempuh dengan kegiatan yang merangsang indera penglihatan seperti dengan memberikan buku yang berwarna cerah atau memberikan huruf –huruf yang dibuat kontras.

Berakhirnya fase bayi dan fase usia dini maka individu mulai memasuki fase yang semakin banyak memerlukan energi fisik dan pikiran untuk menata cita-cita melalui akumulasi prestasi disetiap episodenya. Dalam posisi ini maka proses kognisi akan sangat penting dalam menunjang prestasi yang diraih.

Proses kognisi tentu melibatkan semua indera dan utamanya indera penglihatan karena sebagian besar proses kognisi dimulai dari pengamatan. Menurut Romlah (2004) pengamatan merupakan pintu gerbang bagi masuknya pengaruh dari luar, baik pengaruh fisik, pengalaman, pendidikan, dan lain sebagainya. Berawal dari pengamatan ini maka proses kognisi akan dilanjutkan dengan proses tanggapan, dan dilanjutkan dengan ingatan. Proses tanggapan dan ingatan tentunya akan sangat dipengaruhi oleh proses kecermatan dalam pengamatan karena proses ini adalah gate atau pintu gerbangnya.

Memaksimalkan Proses

Kesempurnaan fungsi dua bola mata sejak usia dini menjadi modal yang berharga untuk menggapai prestasi. Tugas setiap individu berikutnya adalah memaksimalkan fungsi mata dalam proses pencapaian prestasi melalui belajar.

Untuk memaksimalkan proses fungsi mata adalah berkoordinasi dengan otak dan seluruh indera untuk mengenali gaya belajar. Gaya belajar setiap individu harus dikenali oleh individu yang bersangkutan karena gaya belajar akan memberi kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian prestasi. Pada dasarnya ada tiga gaya belajar utama yakni gaya belajar visual yang mengandalkan indera penglihatan, gaya belajar auditorial yang mengandalkan indera pendengaran, dan gaya belajar kinestetik yang mengandalkan gerakan tubuh.

Setelah gaya belajar diketahui maka setiap individu harus belajar empat tingkat untuk menggapai prestasi yakni belajar tentang citra diri dan perkembangan pribadi, pelatihan keterampilan hidup, belajar tentang cara belajar dan berfikir, serta belajar akademik, fisik, artistik yang spesifik.

Dalam proses belajar empat tingkat ini maka fungsi mata harus dimaksimalkan sehingga membentuk kararkter yang cekat, cepat, dan tepat. Pribadi yang cekat adalah pribadi tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, dan perilaku objek yang diwaspadai. Pribadi yang cepat adalah pribadi yang cakap mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap berbagai permasalahan. Dan pribadi yang tepat adalah pribadi yang senantiasa bekerja secara presisi, tepat sasaran, dan mempunyai validitas yang tinggi.

Sinergikan dengan Mata Hati

Dua bola mata indah, sehat, dan berfungsi dengan normal yang telah dilatih dari pranatal sampai dewasa akan menjadi sumber inspirasi yang dahsyat jika disinergikan dengan mata hati. Proses mensinergikan antara mata sebagai indera fisik dan mata hati sebagai indera batin sejatinya merupakan kolaborasi yang menggabungkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual.

Akumulasi proses yang panjang yang dilakukan dengan kesungguhan dan disertai dengan dialektika antara indera mata dan indera batin sekaligus penerapan multiple intelligences pada akhirnya memberi inspirasi untuk berprestasi tinggi yang dapat dijadikan prasasti hidup.

0 comments:

About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Saya adalah seorang pendidik, alumni pasca sarjana dalam bidang pemikiran pendidikan. Essay-assay saya dipublikasikan di Kompas Jateng, Suara Merdeka, Gerbang, Rindang, Media Pembinan, detik.com, okezone.com Pernah Menjuarai penulisan ilmiah kelompok guru di harian Kedaulatan Rakyat, menjadi finalis lomba inovasi pembelajaran di UNNES, dan menjadi pemakalah terpilih dan pembicara dalam Konferensi Guru Indonesia tahun 2007. Tahun 2008 menjadi pemakalah dalam International conference on lesson study di Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2009 terpilih sebagai penerima dana bantuan penulisan dari PUSBUK. Tahun 2010 menjadi pemenang harapan 3 lomba media pembelajaran tingkat nasional .Buku: 1. Kebijakan Publik Bidang Pendidikan.2. Profil Guru SMK Profesional 3. Editor buku Sejarah Kebudayaan Islam