mENJADI PEMIMPIN BISNIS YANG BERETIKA

Menjadi Pemimpin Bisnis yang Beretika
















Data buku:
Judul : Sustainable Growth
Penulis: Andrias Harefa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, 2007
Tebal : x + 141 halaman

Dalam dunia bisnis di Indonesia dikenal apa yang dinamakan konglomerat hitam. Istilah konglomerat hitam diberikan kepada para konglomerat yang melakukan praktik-praktik melawan hukum dan tidak mengindahkan prinsip-prinsip luhur dalam menjalankan bisnisnya. Dalam dunia bisnis, istilah yang menjadi acuan adalah business of business is business. Dalam prinsip ini tidak ada kaitannya antara etika dengan bisnis.
Maka menjadi sesuatu yang dipandang tidak tepat ketika istilah ethical disandingkan dengan istilah business. Kedua istilah tersebut dipandang dua hal yang berbeda dunianya. Mereka yang suka bicara bisnis tidak suka bicara etika, dan yang sering bicara etika umumnya bukan orang bisnis. Premis tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak mudah menjadi pebisnis yang beretika, dan sebaliknya tidak mudah orang yang memegang teguh prinsip etika untuk berbisnis. Namun perlu digaris bawahi bahwa tidak mudah bukan berarti tidak mungkin.
Pertanyaan yang muncul dari uraian di atas adalah bagaimana langkah atau upaya menyandingkan bisnis dan etika agar terwujud apa yang dinamakan ethical business leader?. Buku yang ditulis oleh Andrias Harefa dengan judul Sustainable Growth ini mengurai strategi dan langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk mewujudkan ethical business leader. Buku ini merupakan intisari pemikiran dan pengalaman Januar Darmawan membangun bisnis selama 40 tahun lebih dan melatih ratusan pemimpin bisnis.
Untuk menjadi ethical business leader menurut pemikiran Januar Darmawan selalu diawali dengan dua pernyataan mendasar, sebagai pijakan filosofis dalam berbisnis. Kedua pertanyaan tersebut adalah ; pertama; dengan cara apa atau bagaimana ia mau mendapatkan uang, dan kedua; dengan cara bagaimana ia akan menggunakan uang yang telah diperoleh tersebut.
Ada dua jawaban mendasar untuk setiap pertanyaan tersebut di atas. Untuk pertanyaan pertama jawabannya adalah dengan cara yang beretika, memegang prinsip-prinsip hidup yang luhur seperti keadilan, kejujuran, kerja sama, dan sebagainya. Dan jawaban kedua untuk pertanyaan pertama adalah dengan cara non etik, dengan prinsip BOB ASU (Biar Orang Buntung Asal Saya Untung). Dengan mengambil jawaban pertama diyakini tidak akan membuahkan kesuksesan yang cepat, namun akan sustainable (langgeng).
Jawaban untuk pertanyaan kedua sejatinya telah dimulai dari jawaban pertanyaan pertama. Jika pilihan menjalankan bisnis dengan etika maka hasil yang diperoleh akan dipergunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan etika, dengan cara-cara yang memuliakan harkat dan martabat manusia. Dan jika pilihan jawaban pertama menjalankan bisnis dengan tidak mengindahkan etika maka hasil yang diperoleh juga jauh dari hal yang bersifat kesalehan sosial. Pilihan dari kedua jawaban tersebut menjadi landasan filosofis dalam berbisnis, dan selanjutnya untuk mewujudkan bisnis yang beretika membutuhkam kendaraan (misi), strategi, dan tata organisasi.
Kaitannya dengan tata organisiasi, Januar Darmawan menawarkan model struktur organisasi bisnis yang lebih bersifat mendatar (flattening). Berbeda dengan struktur lama yang bersifat struktural-hierarkis, model mendatar lebih taktis dan lebih menghargai downline. Pemimpin lebih bersifat koordinatif, dan pelaksana dianggap sebagai manusia yang berkemampuan. Dalam posisi ini maka pekerja mendapatkan trust (kepercayaan) dari pemimpin atas integritas dan terutama watak atau karakter orang yang bekerja.
Dalam mengoptimalkan tata organisasi yang bersifat mendatar Januar Darmawan menggunakan teori empat lensa. Teori ini diilhami oleh filosofi Deming. Filosofi Deming merupakan ajaran pokok William Edwards Deming, salah satu mahaguru manajemen kualitas, yang menawarkan Theory (System) of Profound Knowledge. Ajaran pokok William Edwards Deming terdiri atas 14 butir yakni: organisasi harus memiliki tujuan, pimpinan harus dapat menjadi panutan bagi anggota organisasinya, hilangkan ketergantungan terhadap inspeksi massal, jangan menyandarkan keputusan bisnis berdasarkan harga termurah saja, perbaikan proses secara terus-menerus, pelatihan dan pelatihan ulang, kepemimpinan, hilangkan ketakutan dan kesungkanan yang menghambat komunikasi, hilangkan batas-batas antar departemen atau antar unit bisnis, hilangkan slogan-slogan kosong, hilangkan ketergantungan terhadap target, tumbuhkan kebanggaan dalam bekerja, tingkatkan diri terus menerus, dan yang terakhir laksanakan (do it).
Empat belas butir filosofi Deming di atas oleh Januar Darmawan dipahami dengan mempelajari empat lensa yang berbeda satu sama lain, tetapi saling terkait dan tidak bisa dipisahkan dalam penerapannya. Teori empat lensa meliputi ; berfikir sistem untuk memimpin sistem, memahami variasi dalam perencanaan dan pemecahan masalah, memahami pengetahuan agar bisa melakukan perbaikan, dan memahami manusia (dalam aspek faktor yang mempengaruhi tindakan).
Langkah terakhir dalam upaya mewujudkan bisnis yang beretika dan langgeng (sustainable) adalah membangun budaya kerja unggul. Membangun budaya kerja unggul bukanlah pekerjaan mudah bagi seorang pemimpin. Shifting culture atau pergeseran budaya tidak dapat dilakukan dengan tiba-tiba, tetapi membutuhkan waktu, karena itu untuk menggeser budaya lama lebih baik dilakukan dengan memperkenalkan budaya kerja yang baru secara bertahap.
Dalam memperkenalkan budaya baru manajemen puncak bertanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya nilai budaya baru, untuk itu penting pemimpin untuk menjadi role model. Agar budaya unggul sustain, maka perekrutan karyawan ke depan harus ketat dan mengedepankan orang-orang yang visioner.
Buku ini layak dibaca oleh siapa saja yang ingin maju, yang suka akan perubahan. Buku ini menawarkan bagaimana berubah yang baik, bagaimana menjadi pemimpin bisnis yang beretika, bagaimana membangun bisnis yang langgeng dan senantiasa maju (sustainable growth). Kepiawaian Januar Darmawan dalam bisnis yang mengedepankan etika, prinsip-prinsip luhur, kerja sama dan sikapnya yang anti pada model konglomerat hitam patut untuk diteladani untuk membangun diri, keluarga, dan bangsa. Prinsip sustainable growth hendaknya menjadi pijakan bagi semua yang mau terus berkembang dan langgeng, sehingga yang didapat bukan keuntungan sesaat namun berkelanjutan.

0 comments:

About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Saya adalah seorang pendidik, alumni pasca sarjana dalam bidang pemikiran pendidikan. Essay-assay saya dipublikasikan di Kompas Jateng, Suara Merdeka, Gerbang, Rindang, Media Pembinan, detik.com, okezone.com Pernah Menjuarai penulisan ilmiah kelompok guru di harian Kedaulatan Rakyat, menjadi finalis lomba inovasi pembelajaran di UNNES, dan menjadi pemakalah terpilih dan pembicara dalam Konferensi Guru Indonesia tahun 2007. Tahun 2008 menjadi pemakalah dalam International conference on lesson study di Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2009 terpilih sebagai penerima dana bantuan penulisan dari PUSBUK. Tahun 2010 menjadi pemenang harapan 3 lomba media pembelajaran tingkat nasional .Buku: 1. Kebijakan Publik Bidang Pendidikan.2. Profil Guru SMK Profesional 3. Editor buku Sejarah Kebudayaan Islam