Bio Energi: Bukan Sekedar energi Alternatif
Selama ini bio energi diposisikan sebagai energi alternatif. Posisi alternatif terkesan tidak penting dan hanya berguna pada keadaan darurat. Untuk saat ini bolehlah istilah itu digunakan, namun penulis meyakini dengan semakin langkanya energi yang bersumber dari fosil yang tak terbarukan maka istilah tersebut akan bergeser. Pada saatnya nanti bio energi menjadi energi utama, bukan sekedar alternatif.
Kini era minyak murah dunia telah berakhir. Perang, konsumsi yang meningkat, dan menipisnya cadangan minyak mentah dunia menjadi faktor melambungnya harga minyak. Dunia tidak lama lagi akan mengalami krisis energi. Menurut Energy Information Administration yang merupakan bagian dari Departemen Energi AS (dalam International Energy Outlook, 2005) memperkirakan dalam rentang waktu 23 tahun yakni dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2025 terjadi peningkatan konsumsi minyak dunia yang fantastis, sebesar 57 persen (Kompas, 20 Agustus 2005, hlm: 37). Kenaikan tersebut terdistribusikan dalam tabel di bawah ini:
Konsumsi Energi Dunia 1990 – 2025 (Dalam Kuadriliun British Thermal Unit)
Kawasan 1990 2002 2015 2025 Pertumbuhan rata-rata tahunan
1990-2002 2002-2025
Negara Maju 183,6 213,5 247,3 271,8 1,3 1,1
Perekonomian dalam transisi 76,2 53,6 68,4 77,7 -2,9 1,6
Negara sedang berkembang 88,4 144,3 237,8 295,1 4,2 3,2
Asia 51,5 88,4 155,8 196,7 4,6 3,5
Timur Tengah 13,1 22,0 32,4 38,9 4,4 2,5
Afrika 9,3 12,7 19,3 23,4 2,7 2,7
Amerika Tengah dan Selatan 14,5 21,2 30,4 36,1 3,2 2,3
Total Dunia 348,2 411,5 553,5 644,4 1,4 2,0
Sumber : Kompas, 20 Agustus 2005
Dengan peningkatan konsumsi seperti tabel diatas maka dalam kurun waktu 36,5 tahun (sejak tahun 2002) cadangan minyak akan ludes.
Kerisauan akan ludesnya minyak dunia mau tidak mau memicu setiap negara untuk melakukakan langkah ekstensifikasi maupun diversifikasi. Langkah ekstensifikasi berarti mencari sumber energi lain (bukan berasal fosil) dan diversifikasi berarti memperbanyak alternatif lagi dengan bahan dasar minyak dicampur dengan unsur lain.
Selama ini belum ada langkah ekstensifikasi energi, jikapun ada baru sebatas simulasi seperti pemanfaatan energi surya untuk penggerak mobil. Dengan demikian langkah terbaik untuk saat ini adalah diversifikasi energi.
Kondisi Indonesia
Pemerintahan Indonesia menyadari betul akan adanya krisis energi. Kesadaran tersebut dapat dicermati dengan ditetapkannya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai Bahan Bakar Lain. Dan dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Baik Inpres dan Perpres tersebut pada dasarnya menekankan kepentingan bio energi.
Menghadapi krisis ennergi tersebut Kurtubi (2005) mewacanakan pentingnya dibangun kebun energi. Kebun energi nantinya akan menjadi penyuplai bahan bakar nabati (sebagai campuran) yang berupa jarak pagar, singkong, tebu, kacang-kacangan, jagung, kelapa, kelapa sawit, bunga matahari, dan lain sebagainya.
Sebagai negara yang luas, Indonesia sebenarnya sangat berpotensi untuk pengembangan bio energi. Hanya saja selama ini belum tergarap dengan baik karena beberapa hal: petama; minimnya riset yang berkaitan dengan bio energi, kedua; belum adanya sinergitas antara masyarakat dengan pemerintah dalam pengembangan bio energi, ketiga ; masih sedikitnya petani plasma sebagai partner dalam pengembangan bio energi, ketidaktersediaan alat sederhana untuk pengolahan bio energi dalam home industri maupun UKM (Usaha Kecil Menengah).
Langkah Strategis
Menghadapi krisis energi memerlukan langkah strategis semua pihak. Produsen, peneliti, dan pemerintah harus sinergis sehingga tidak timbul anomali program bio energi. Posisi pemerintah dalam program bio energi tidaklah cukup dengan mengeluarkan Inpres maupun Perpres, yang paling ditunggu adalah regulasi nyata dalam program ini. Dalam hal ini pemerintah harus memfasilitasi dan memberi insentif terhadap riset-riset yang concern dalam bidang bio energi, jika perlu memfasilitasi dalam pemberian hak paten terhadap hasil penelitian. Dalam kaitanya dengan produsen maka pemerintah memfasilitasi pengadaan bio energi dari hulu sampai hilir. Dalam hal produksi maka pemerintah harus memperhatikan pemasok bahan baku bio energi (dalam hal ini petani) sampai pengolah (pemroduksi bio energi).
Dengan demikian maka program bio energi sejatinya program pemberdayaan petani, UKM, dan BUMN bidang energi. Dalam kaitanya dengan pemberdayaan petani (khususnya petani plasma) dapat ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Survei lahan yang cocok untuk tanaman sumber bio energi, dapat pula memanfaatkan proyek lahat gambut yang terlantar.
2. Pengadaan bibit, pupuk, dan pembinaan menyangkut karakteristik produksi tanaman yang standar untuk pengolahan bio energi, semisal ukuran, kadar air, umur, dan lain sebagainya.
3. Pemberian kredit lunak terhadap petani plasma.
4. Membuka selebar-lebarnya peluang untuk menjadi petani plasma
5. Memberi insentif dan penghargaan khusus kepada petani yang berhasil.
6. Membangun sentra-sentra bio energi.
UKM dalam program ini dapat memposisikan diri dalam pengadaan mesin-mesin dari yang tepat guna (sederhana) sampai yang canggih, serta dapat menjadi broker bahan setengah jadi kepada BUMN atau perusahaan swasta lainnya.
Kelangsungan energi masa depan bergantung pada kemampuan melakukan diversifikasi dan ekstensifikasi energi, dan eksistensi suatu negara sangat ditopang oleh kondisi energi nasionalnya. Indonesia sebagai negara yang kaya akan potensi nabatinya sudah seharusnya menjadikan rintisan bio energi sebagai energi utama, bukan sekedar alternatif.
About Me
- Barnawi
- Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
- Saya adalah seorang pendidik, alumni pasca sarjana dalam bidang pemikiran pendidikan. Essay-assay saya dipublikasikan di Kompas Jateng, Suara Merdeka, Gerbang, Rindang, Media Pembinan, detik.com, okezone.com Pernah Menjuarai penulisan ilmiah kelompok guru di harian Kedaulatan Rakyat, menjadi finalis lomba inovasi pembelajaran di UNNES, dan menjadi pemakalah terpilih dan pembicara dalam Konferensi Guru Indonesia tahun 2007. Tahun 2008 menjadi pemakalah dalam International conference on lesson study di Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2009 terpilih sebagai penerima dana bantuan penulisan dari PUSBUK. Tahun 2010 menjadi pemenang harapan 3 lomba media pembelajaran tingkat nasional .Buku: 1. Kebijakan Publik Bidang Pendidikan.2. Profil Guru SMK Profesional 3. Editor buku Sejarah Kebudayaan Islam
My Blog List
-
Napas Cinta, Peradaban, dan Ketuhanan dalam Sayap-sayap Phoenix - Napas Cinta, Peradaban, dan Ketuhanan dalam Sayap-sayap Phoenix (Catatan Pendek atas Kumpulan Puisi Karya Syah Sandyalelana) Oleh Sawali Tuhusetya *) Pui...4 months ago
-
Lanjutan Kalimat Adjective Dalam bahasa Inggris - Yuni’s long hair has been permed, so Yuni’s appearance is quite different. ( Rambut panjang Yuni sudah dikeritingkan, sehingga penampilan Yuni cukup berbed...2 years ago
-
Andy - Reuni akbar 30 th Alste87. Mulai nanti jam 6 pagi. KLa tampil malam. #Alste #Alste87 #smaga #semarang #reuni #reunion @ditapitarto //via Facebook ...read more7 years ago
-
-
Blog Archive
-
▼
2009
(30)
-
▼
March
(14)
- Deschooling Society: Mungkinkah ?
- Politik Pendidikan dan Pendidikan Politik
- Sekolah Masa Depan
- Profil Guru Madrasah Ideal
- Puasa Dan Peningkatan Intelektualitas siswa
- CConcept Mapping dalam Penyelesaian Soal Integral
- Contoh Proposal
- Ayo Lestarikan Hutan
- Implementasi Lesson Study dengan Pendekatan Multy ...
- Bio Energi: Bukan Sekedar energi Alternatif
- JOB DESKRIPSI STRUKTUR MA….. TAHUN PELAJARAN ….
- Bab I :Proposal las
- SILABUS LAS
- JADWA;L LATIHAN
-
▼
March
(14)
0 comments:
Post a Comment