CConcept Mapping dalam Penyelesaian Soal Integral

I. Pendahuluan
Bagi sebagian besar peserta didik memandang matematika adalah mata pelajaran yang sulit, oleh karena itu sangat sedikit peserta didik yang mengambil program IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada tingkat SMA. Menurut penulis letak kesulitan dari mata pelajaran matematika adalah banyaknya aksioma, formula, atau rumus yang saling terkait. Keterkaitannya itu menjadikan matematika tidak dapat dikuasai secara parsial, karena setiap materi terkait dengan materi yang lain, utamanya dasar-dasar matematika.
Dalam bab kalkulus, salah satu standar kompetensi yang harus dicapai adalah menggunakan konsep integral dalam pemecahan masalah di mana kompetensi dasarnya meliputi memahami konsep integral tak tentu dan integral tentu, menghitung integral tak tentu dan integral tentu dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri yang sederhana, dan menggunakan integral untuk menghitung luas daerah di bawah kurva dan volum benda putar.
Pembelajaran deduktif yang penulis lakukan pada tahun-tahun sebelumnya penulis sadari kurang efektif. Siswa hanya mampu memecahkan soal ketika rumus penulis berikan, dilain waktu siswa tidak mampu berinovasi terhadap variasi soal, bahkan dengan soal yang mirip sering menemui hambatan.
Dalam pemecahan integral trigonometeri di sekolah penulis, siswa selalu mengalami kesulitan berupa:
1. Menentukan rumus integral apa yang harus digunakan.
2. Menghubungkan soal dengan konsep atau rumus yang lain.
3. Tidak hafal aturan-aturan trigonometri.
Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dipikirkan metode pembelajaran integral yang efektif dan efisien, untuk itu penulis mengambil inisiatif model concept mapping.



II. Concept Mapping
Dalam perspektif konstruktivisme, belajar adalah proses membangun suatu pemahaman atau struktur pengetahuan yang telah dimiliki (Richardson, 1997). Model pembelajaran konstruktivisme dikembangkan dalam beberapa pendekatan belajar seperti active leraning, jig saw, cooperative learning, collaborative learning, peer group, dan termasuk di dalamnya Concept Mapping.
Concept Mapping adalah cara yang dapat digunakan oleh guru untuk membantu siswa dalam mengorganisasi materi pelajaran yang telah dipelajari dengan hubungan antar komponen. Konteks Concept Mapping dalam pelajaran matematika berarti mengorganisasi suatu rumus atau konsep dengan rumus atau konsep lain.
Dalam pembelajaran model Concept Mapping yang dilakukan oleh siswa dan guru adalah berkolaborasi untuk menyusun proposisi yakni hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Jika diaplikasikan dalam matematika maka proposisi tidak lebih dari menghubungkan antar formula .
Concept Mapping dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai peta kognitif. Proses penyusunan konsep dengan konsep lain dalam membuat peta kognitif merupakan proses berfikir dan strategi kognitif. Secara khusus peta kognitif berguna untuk (Jonassen, 1987):
1. Menyusun alur konsep atau ide dalam sebuah pembelajaran atau buku menjadi suatu peta sajian.
2. Mengiventarisasi ide-ide yang berhubungan dalam analisis tugas.
3. Merangkum suatu laporan atau bacaan.
4. Mengorganisasi berbagai kegiatan.
5. Mengorganisasikan materi pelajaran untuk ujian.
6. Menemukan kembali pikiran dalam individu.
7. Merupakan salah satu cara untuk menunjukkan jaringan kerja.
8. Mengevaluasi serapan siswa terhadap materi pelajaran.
9. Alat diagnostik kesukaran belajar siswa.

III. Langkah-langkah Penyusunan Concept Mapping
1. Guru menugaskan siswa untuk meringkas fungsi aljabar.
2. Guru menugaskan siswa untuk meringkas fungsi trigonometri.
3. Guru menerangkan konsep integral.
4. Siswa menyusun Concept Mapping dibantu guru.

IV. Hasil Penyusunan Concept Mapping





V. Aplikasi Concept Mapping
Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Dari soal di atas tentukan rumus yang relevan (nilai 1 jika benar)
Adakah hubungan soal di atas dengan formula lain (nilai 1 jika benar)
Selesaikan soal di atas dengan menghubungkan antara rumus dasar dan kaitannya dengan rumus yang lain (nilai 3). Skor total tiap soal 5.
1. ∫ x (x2 + 20 6 dx
2. ∫sin2 x dx
3. ∫cos (1-2x) dx
4. ∫ 1/x2 dx

VI. Hasil Nyata
1. Siswa menjadi lebih aktif
2. Siswa lebih cepat memecahkan soal, satu soal yang rata-rata 10 menit menjadi 4,5 menit
3. Siswa mampu menghubungkan antar konsep
4. Secara langsung siswa merangkum materi pelajaran
5. Pelajaran lebih menyenangkan, sebagai indikator keaktifan siswa tinggi
6. Prestasi belajar lebih tinggi, minimal setiap soal berskor 2
7. Siswa yang tidak mampu memperoleh skor 5 dalam setiap soal disebabkan kecerdasan matematisnya kurang atau intensitas latihan di luar kelas rendah.
8. Tidak semua rumus dalam buku harus dihafal, siswa cukup menghafal rumus induk, sebagai contoh:


Rmus A Rumus B
Dari rumus A dan B, tidak usah dihafal keduanya, cukup rumus B. Soal
∫ Sin 4x dx sama halnya dengan ∫ Sin (4x + 0 ) dx, atau b bernilai nol.


VII. Kesimpulan dan Saran
Berdasar pengalaman penulis menerapkan pembelajaran model Concept Mapping disimpulkan sebagai berikut:
1. Siswa menjadi aktif dan prestasi tinggi, dengan kata lain pembelajaran lebih efektif.
2. Model Concept Mapping dapat diaplikasikan dalam berbagai standar kompetensi lainnya, tidak terbatas dalam materi integral.
3. Concept Mapping di atas dapat dilengkapi sesuai standar kompetensi yang diharapkan dari setiap program studi (SMA/MA/SMK).
4. Concept Mapping di atas dapat diaplikasikan dalam berbagai mata pelajaran, terlebih matematika dan sains.

1 comments:

deva vadeva said...

Makasih pak atas infonya. Tetap semangat memajukan pendidikan Indonesia !

About Me

My photo
Cirebon, Jawa Barat, Indonesia
Saya adalah seorang pendidik, alumni pasca sarjana dalam bidang pemikiran pendidikan. Essay-assay saya dipublikasikan di Kompas Jateng, Suara Merdeka, Gerbang, Rindang, Media Pembinan, detik.com, okezone.com Pernah Menjuarai penulisan ilmiah kelompok guru di harian Kedaulatan Rakyat, menjadi finalis lomba inovasi pembelajaran di UNNES, dan menjadi pemakalah terpilih dan pembicara dalam Konferensi Guru Indonesia tahun 2007. Tahun 2008 menjadi pemakalah dalam International conference on lesson study di Universitas Pendidikan Indonesia. Tahun 2009 terpilih sebagai penerima dana bantuan penulisan dari PUSBUK. Tahun 2010 menjadi pemenang harapan 3 lomba media pembelajaran tingkat nasional .Buku: 1. Kebijakan Publik Bidang Pendidikan.2. Profil Guru SMK Profesional 3. Editor buku Sejarah Kebudayaan Islam